Siak | riauindependen.co.id | Komitmen Pemkab Siak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan tak perlu diragukan lagi, karena sebagaimana yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Siak, seluruh aspek pembangunan di Kabupaten Siak diarahkan selaras agar berdampak positif pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta berwawasan lingkungan. Hal tersebut disampaikan Bupati Siak Alfedri menjadi pembicara pada Forum Internasional Talkshow Paviliun Indonesia UNFCCC COP27, yang dilaksanakan di Sharm El-Sheikh Mesir, (17/11/22).
Dalam seminar internasional tersebut orang nomor satu Negeri Istana tersebut memaparkan bagaimana pola dukungan dan sinergi operasionalisasi FOLU Net Sink 2030 Indonesia, yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak bersama stakeholder. Menurutnya, Indonesia Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030 merupakan suatu kondisi dimana tingkat serapan karbon sektor tambang dan penggunaan lahan lainnya sudah berimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi yang dihasilkan sektor tersebut pada tahun 2030 nanti.
“Pemerintah Kabupaten Siak telah menerbitkan Perda Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Siak Kabupaten Hijau. Agar kebijakan Siak Hijau berjalan sebagaimana mestinya dan tepat sasaran, Pemkab Siak bersama seluruh mitra pembangunan menyusun peta jalan menuju Siak Hijau berdasarkan pengembangan indikator dan kriteria yang telah disusun bersama. Kemudian melalui Rencana Aksi Daerah (RAD) Siak Hijau kita mengkolaborasikan seluruh program kebijakan dan kegiatan para pihak baik Pemerintah, NGO maupun pihak Swasta dalam upaya mendukung komitmen penguranan emisi GRK,” kata Alfedri dalam pemaparannya dihadapan peserta seminar.
Lanjut Alfedri, Pemkab Siak juga menjunjung komitmen dalam mendukung pembangunan rendah karbon dan penurunan emisi GRK. Karenanya kata dia, sejumlah indikator Siak Kabupaten Hijau telah diintegrasikan dengan pembangunan rendah karbon LCDI (Low Carbon Development Indonesia) dan NDC (Nationally Determined Contribution). Kemudian kajian SDGs diselaraskan pula dengan RPJMD Siak dan penentuan indikator yang sesuai dengan agenda pembangunan daerah, sehingga kebijakan penurunan Emisi GRK sampai dengan 22,7 persen.
Bupati Alfedri juga menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung pemulihan dan restorasi semenanjung kampar dengan pendekatan FOLU Net Sink dan sinergisitas dalam mendukung kebijakan nasional, terkait pencapaian net zero emission termasuk dengan pendekatan Indonesia FOLU Net Sink 2030.
“Pemerintah Siak sangat terbuka dalam membangun kolaborasi pembangunan lingkungan hidup dan reformasi birokrasi di kabupaten Siak. Dukungan para pihak menjadi kunci dalam Komitmen Pembangunan Rendah Karbon dan mendukung Pemulihan dan Restorasi Semenanjung Kampar dan Kerumutan,” sebutnya.
Berbagai komitmen Pemkab Siak tersebut urainya, dilaksanakan dalam rangka mewujudkan salah satu sasaran pembangunan lingkungan Siak Hijau yaitu meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan menurunnya tingkat kebakaran lahan dan hutan. Pemkab Siak kata dia terus bekerja keras agar kebakaran lahan dan hutan bisa semakin dikurangi bahkan ketingkat zero burning.
“Untuk Ekosistem Semenanjung Kampar terdapat 2 hutan desa yaitu di Desa Rawa Mekar Jaya seluas 3.343 hektar dan Desa Teluk Lanus seluas 3.580 hektar. Kemudian diantara kedua desa tersebut, ada potensi hutan yang bisa di cadangkan hutan adat atau skema perhutanan sosial lainnya seluas 18.000 hektar, dan jika ditotalkan berjumlah 24.923 hektar. Pemkab Siak bersama mitra siap merintis di tingkat tapak (desa dan kabupaten) untuk menjadikan areal lahan tersebut sebagai demontrasi percontohan untuk perdagangan karbon di Perlindungan Ekosistem Mangrove, dengan mendorong program kawasan pedesaan berbasis ekosistem mangrove dan upaya perlindungan lainnya. Kita optimis karena Kabupaten Siak mempunyai mangrove seluas sekitar 1.186 hektar,” jelas Bupati Alfedri.
Diakhir pemaparannya, Alfedri menekankan bahwa Pemkab Siak siap mendukung target mencapai FOLU Net SINK dengan 2030 di Kabupaten Siak melalui Inisiatif Restorasi untuk memulihkan dan melindungi daerah tropis hutan lahan gambut melalui sinergi antar kabupaten, kebijakan tingkat, LSM, filantropi, dan lembaga lainnya untuk menjaga hutan, sehingga diharapkan dapat berkontribusi untuk bangsa Indonesia dengan menjadi bagian dari solusi global untuk mitigasi perubahan iklim.
Diakhir rangkaian agenda tersebut, Bupati Siak Alfedri didampingi Kepala Bappeda Wan Yunus berkesempatan melakukan dialog dengan Wakil Menteri KLHK Republik Indonesia Dr. Alu Dohong dan Dirjen PHL Kementerian LHK Dr. Ir. Agus Justianto MSc terkait pemulihan dan restorasi ekosistem semenanjung Kampar dan pengembangan lanjutan Program Siak Hijau. **