Siak | riauindependen.co.id | Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Riau Diah Sulastri Dewi menyampaikan, terjun dialog interaktif PRIMA ini, adalah memberikan dukungan kepada Kepala Desa/Lurah di Kabupaten Siak yang mengikuti Anugerah Paralegal Justice Award sebagai Non Litigation Peacemaker (NLP) oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) dan Badan Pembinaan Hukum dan Nasional (BPHN) Kemenkumham.
“Ada 3 kampung di kabupaten Siak, Provinsi Riau yang kami usulkan mengikuti Anugerah Paralegal Justice Award Kampung tersebut, yaitu Kampung Rantau Bertuah, Muslim Saragih,Tuah Indrapura Sodikin, dan Kampung Dayun Nasya Nugrik,”ujarnya Diah, dalam acara Dialog Interaktif PRIMA (Pengadilan Tinggi Riau Menyapa) dengan Tema “Peningkatan kompetensi bagi kepala desa dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi secara virtual, di Ruang Zamrud Komplek Perumahan Abdi Praja, Jumat lalu.
Ia juga mengucapkan selamat kepada Bupati, atas ke ikutsertaan tiga desa di Siak, berpartisipasi mengikuti Anugerah Paralegal Justice Award. Anugerah Paralegal Justice Award ini merupakan bentuk apresiasi kepada Kepala Desa/Lurah yang mampu menyelesaikan permasalahan di desanya sebagai Non Litigation Peacemaker.
“Selamat pak Bupati, desanya telah ikut berpartisipasi mengikuti Anugerah Paralegal Justice Award,”singkatnya.
Bupati Siak Alfedri mengatakan dilingkungan masyarakat, Lurah/Penghulu memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban warganya. Lurah/Penghulu pada umumnya orang yang disegani dan ditokohkan, sehingga jika terjadi persoalan maka seorang Lurah/Penghulu dapat menjadi penengah yang mampu mendamaikan setiap persoalan warganya hingga sampai akar masalah.
“Penyelesaian konflik secara damai dapat mempercepat proses pemulihan dan mencegah melebarnya konflik secara lebih luas. Selain itu, keberhasilan para Lurah/Penghulu dalam mendamaikan warganya yang terlibat konflik akan menurunkan jumlah perkara yang masuk ke pengadilan,”ucapnya.
Bupati Alfedri menambahkan, seorang Lurah/Penghulu memiliki sumber daya memadai, seperti faktor kedekatan dengan warganya, figur ketokohan dan hubungan kekerabatan dengan para pihak yang bersengketa. Sehingga pada umumnya akan lebih mudah untuk bisa menjalin komunikasi secara efektif dengan banyak pihak.
“Semua itu menjadi modal besar bagi para penghulu untuk bisa menjadi juru damai, selanjutnya tinggal didukung kemampuan penghulu itu sendiri dalam membangun komunikasi dan melakukan pendekatan secara personal kepada para pihak. Keberhasilan para juru damai dalam meredam konflik di tengah masyarakat akan meningkatkan rasa aman dan nyaman nagi warganya, “ujarnya.
Lanjutnya, penghulu harus mampu menyerap potensi di segala bidang, baik bidang sosial, ekonomi budaya, dan lainnya. Tentunya hal ini diterapkan dan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan mengikuti segala peraturan yang berlaku.
Turut hadir dalam dialog tersebut, Sekda Siak Arfan Usman, Asisten Pemkesra Setda Kabupaten Siak Fauzi Asni, Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Siak, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Riau Diah Sulastri Dewi, Para Mediator Non Hakim dari UNRI, UIR, DAN UNILAK, Segenap ADVOKAT, Pimpinan OPD terkait, Camat se-Kabupaten Siak, Para Lurah/Penghulu se-Kabupaten Siak, Mahasiswa, dan Pimpinan Ormas. (mc/*t)