Pekanbaru | riauindependen.co.id | Kejaksaan Tinggi Riau laksanakan Tausyiah Ba’da Dzuhur yang disampaikan oleh Ust. Chairul Ichwan, S. PDI yang diikuti oleh pegawai di lingkungan Kejaksaan Tinggi Riau, bertempat di Masjid Al-Mizan Kejaksaan Tinggi Riau, Kamis (10/8/2023).
Dalam penyampaiannya Ust. Chairul Ichwan, S. PDI menyampaikan Dari Abu Muslim At-Taghlabi Rahmatullah ‘alaih, ia berkata, “Aku menemu Sayyidina Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu ketika ia berada di masjid. Ak berkata kepadanya, Wahai Abu Umamah, sesungguhnya seseorang telah meriwayatkan hadits dari engkau kepadaku, bahwa engkau pernah mendengar Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa berwudhu dengan sempurna, membasuh kedua tangannya dan mukanya, dan mengusap kepalanya dan kedua telinganya, kemudian mengerjakan shalat fardhu, maka Allah Subhaanahu wata’ala mengampun dosa-dosanya pada hari itu, dosa yang kedua kakinya melangkah kepadanya, dosa yang kedua tangannya memegangnya, dosa yang kedua telinganya mendengarnya, dosa yang kedua matanya melihatnya, dan dosa yang tersirat dalam hatinya. Dia menjawab, Demi Allah, sesungguhnya aku mendengar hadits itu dari Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkali-kol (H.R. Ahmad, dari Kitab At-Targhib).
Selanjutnya Ust. Chairul Ichwan, S. PDI menyampaikan Sayyidina Utsman Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan sabda Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Janganlah seseorang tertipu Maksudnya adalah janganlah karena berharap semua dosanya akan diampuni melalui shalat, lalu ia berani berbuat dosa. Sebab, jika Allah Subhaanah wata’ala menerima shalat dan ibadah kita, itu semata-mata karena belas kasih-Nya. Jika bukan karena belas kasihan-Nya, kita mengetahui betul hakika ibadah kita (ibadah kita betul-betul tidak layak diterima karena banyak kekurangannya). Memang shalat menyebabkan dosa-dosa diampuni. Namun hanya Allah Subhaanahu wata’ala yang mengetahui apakah shalat kita layak diterima sehingga menyebabkan dosa kita diampuni atau tidak. Jika ada seseorang berkata, “Tuhanku Maha Pengampun.’, kemudian dengan sengaja ia berbuat dosa, sungguh ia sangat tidak punya malu. Hal itu diumpamakan seorang ayah yang berkata, Jika anakku berbuat kesalahan, maka akan kumaafkan. Lalu, karena ucapan ayahnya itu, si anak pun berbuat durhaka dengan sengaja.”
Kegiatan Tausiyah Dzuhur di Masjid Al-Mizan Kejaksaan Tinggi Riau mengikuti secara ketat protokol kesehatan.*(r)