Siak | riauindependen.co.id | Malam puncak peringatan haul akbar para sultan siak ke 3 abat berdirinya kesultanan Siak tahun 2023, berlangsung meriah. Ribuan masyarakat kabupaten Siak hadir dan mengikuti rangkaian acara doa dan tausiah yang di sampaikan habib Ali Zainal dari Malaysia. Acara berlangsung di halaman pentas Siak bermadah, kota Siak Sri Indrapura, minggu (29/10/2023) malam.
Manaqib atau biografi Sultan yang dibacakan kekerabatan resam sultan Siak Tengku Thoha secara ringkas menceritakan Kesultanan Siak berdiri sejak awal abad ke-18 M, berpusat di daerah pulau sumatera tengah riau pesisir, tepatnya di pinggir Sungai Jantan atau di kenal dengan Sungai Siak atau saat ini daerah itu, bernama kabupaten Siak.
Kemudian, Kesultanan Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan melayu, ikut mewarnai sejarah islam di bumi melayu. Kesultanan Siak sendiri didirikan oleh raja kecik atau bernama Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah di Buantan pada abad 1723 M.
“Sebelum berdiri sendiri menjadi kerajaan Siak, kekuasaan terdahulunya berada di bawah naungan kesultanan johor. Kesultanan Siak di bangun atas perpecahan kesultanan Johor karena perebutan kekuasaan secara internal,”singkatnya.
Bupati Siak Alfedri menyebutkan haul sultan bagaimana mengenang kembali sejarah kejayaan para sultan Siak yang telah berjasa dengan sosok pemimpin yang arif dan bijaksana.
“Kerajaan Siak merupakan kerajaan melayu, juga ikut mewarnai sejarah islam di bumi melayu. Raja yang alim di tangannya, negeri ini menjadi bermartabat dan berkemajuan di bawah panji-panji agung siar islam yang sudah diletakan pondasinya oleh para sultan siak terdahulu,”sebut Alfedri.
Untuk itu, di bawah kepemimpinannya, Alfedri memiliki komitmen bagaimana nilai-nilai islam, nilai budaya melayu dapat dikembangkan melalui visi kabupaten Siak mewujudkan masyarakat yang agamis dan berbudaya melayu. Dengan demikian pembinaan dan pengembangan pendidikan keagamaan terus dilakukan.
“Kekerabatan sistem literasi masyarakat sosial kita di Siak berjalan harmonis, ini merupakan modal bagi kita untuk melaksanakan berbagai program strategis pembangunan sehingga siak menjadi berkemajuan, seperti dulu di zaman sultan. Kita memang tidak bisa lagi mengembalikan kesultanan siak menjadi kerajaan lagi, Karena kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun spirit kemajuan peradaban yang telah di bangun sultan, pada hari ini kita bangun kembali kita wujudkan bersama di negeri Siak negeri istana,”ujar Alfedri.
Ajaran islam dan nilai luhur itu, saat ini tengah dikembangkan Pemkab Siak seperti melahirkan 1000 Hafidz, pemkab Siak saat ini tengah mengirim 100 lebih anak siak menempuh kuliah entrepreneur jalur hafidz di Universitas Tazkia Bogor. Sementara itu gerakan zakat terus dilakukan Baznas kabupaten Siak.
“Kita ingin zakat ini, pengumpulannya, dilakukan secara optimal, sehingga target setiap tahun terus meningkat. Kita punya kampung sakinah. Selain itu, pengembangan MDTA dan MDTW kita ingin generasi kita menjadi generasi penerus yang islami, sehingga negeri siak menjadi negeri yang terbilang, cemerlang dan cemerlang,”tutup Alfedri.**(t)