Siak | Riauindependen.co.id | Kementerian Agama (Kemenag) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Siak resmi meluncurkan Kota Wakaf Kabupaten Siak. Peluncuran ini bertujuan untuk menjadikan wakaf sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Peluncuran dilakukan di Balairung Datuk Empat Suku, Komplek Abdi Praja, Selasa (3/12/24). Program ini juga bertujuan untuk menciptakan pengelola wakaf yang memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola aset wakaf menjadi sumber ekonomi berkelanjutan.
Kabupaten Siak merupakan satu diantara enam wilayah yang ditetapkan sebagai Kota Wakaf di tahun 2024 bersama dengan Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wajo (Sulawesi Selatan), Kota Padang (Sumatra Barat), Kota Tasikmalaya (Jawa Barat) dan Kabupaten Aceh Tengah.
Peresmian Kota Wakaf Kabupaten Siak ini ditandai dengan penekanan bel kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan secara simbolis prasasti oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, didampingi Wakil Bupati Siak Husni Merza dan berbagai pejabat penting lainnya.
Wakil Bupati Siak, Husni Merza dalam sambutannya menyampaikan bahwa program kota wakaf ini menjadi bentuk kolaborasi yang sangat mendukung optimalisasi wakaf produktif untuk pemberdayaan umat khususnya di Kabupaten Siak.
Adapun program wakaf yang telah berhasil dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Siak bersama BWI adalah program wakaf sehari seribu rupiah, yang dikumpulkan dari ASN dan honorer Pemerintah Kabupaten Siak.
“Dan ini sudah kita wujudkan dengan membantu pembangunan infrastruktur Pondok Pesantren Dahrul Tahfiz Sultan Yahya yang ada ditengah kota Kabupaten Siak. Ponpes tersebut dibangun di atas tanah wakaf seluas 4 Hektar yang merupakan peninggalan dari zaman kerajaan siak” sebutnya.
Dengan penetapan Kabupaten Siak sebagai kota wakaf, Husni berharap kedepan pendataan dan pengelola serta program terkait wakaf semakin baik dan juga mendapat dukungan penuh terkait dengan wakaf oleh semua pihak.
Menurutnya, salah satu gagasan strategis yang dapat menjadi jawaban atas tantangan pembangunan saat ini adalah Kota Wakaf, yakni pemanfaatan wakaf sebagai instrumen keuangan sosial untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sekaligus transformasi nilai ekonomi.
“Disamping bentuk ibadah individual, wakaf juga menjadi kekuatan ekonomi yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan. Dengan sifatnya yang abadi, wakaf dapat dimanfaatkan untuk mendukung agenda – agenda pembangunan yang berdampak luas pada masyarakat” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghofur mengharapkan dengan telah diluncurkannya Kota Wakaf ini, wakaf di Kabupaten Siak akan lebih maju dan berkembang yang mana hasilnya juga untuk masyarakat siak.
“Mudah-mudahan kita semua diberi kemudahan dalam menjalankan program kota wakaf. Dan ini adalah yang kelima yang kami luncurkan, insyaallah di Bulan Desember ini terakhir kami akan melaunching di Padang Sumatra Barat” sebutnya.
Lebih lanjut Waryono juga mengharapkan melalui program kota wakaf ini para pengelola wakaf betul-betul mampu melayani masyarakat dengan baik. Dan dengan posisi Kabupaten Siak yang sangat strategis, literasi agama dan literasi lainnya juga semakin naik.
“Saya mendengar, provinsi dengan kabupatennya yakni di Siak ini adalah yang paling banyak jumlah pesantrennya, ini luar biasa. Insyaallah kalau tempat pendidikannya bagus dan tempat pendidikannya melayani masyarakat dengan baik maka kemajuan itu adalah sebuah keniscayaan” pungkasnya.(**/r)