Rohil – Riauindependen.co.id | Wakalemdiklat Polri Irjen Pol. Dr. Eko Budi Sampurno, M.Si diresmikan Tugu Nelayan Pulau Halang, Minggu- (21/04/2024).
Tugu Nelayan itu dibangun tanda terima kasih dari 11 orang putra-putri Bapak Darsono dan Ibu Ita Salmi (alm) sebagai pejuang pendidikan anak yang berasal dari daerah terpencil yaitu Pulau Halang, kecamatan Kubu Babussalam, Kabupaten Rokan Hilir.
Turut hadir dalam peresmian Tugu Nelayan Pulau Halang itu, Kapolres Rohil, AKBP Andrian Pramudianto, S.H.,S.I.K M.Si, Waka Polres Rohil, Kasat Intelkam, Kanit Sosbud Intelkam Polres Rohil Kapolsek Kubu, Kapolsek Bangko, pemuka agama, tokoh masyarakat, para pengurus rumah ibadah dan masyarakat Pulau Halang.
Putra sulung dari bapak Darsono dan Ibu Ita Salmi (alm), Suyanto, A, SE., MM dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang begitu besar kepada Irjen Pol. Dr. Eko Budi Sampurno, M.Si atas kehadirannya di pulau halang.
“Saya mewakili dari kami 11 bersaudara mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada bapak Irjen Pol. Dr. Eko Budi Sampurno, hari ini kita begitu sangat berbahagia sekali bisa bersama-sama dengan bapak jendral Dr. Eko Budi Sampurno yang sudah berkenan datang jauh-jauh dari jakarta ke daerah yang bisa dibilang terpencil. Saya pikir ini kehormatan yang luar biasa dari keluarga kami bapak Darsono, ” ucap Suyanto.
Di kesempatan itu, Suyanto menyampaikan bahwa dulunya ia bersama dengan saudara-saudaranya dari keluarga nelayan kecil dengan kehidupan yang sangat sederhana. Dengan didikan kedua orang tua sekarang dirinya bersama dengan saudara- saudaranya sudah bergelar sarjana.
“Memang kami dari kecil dididik orang tua kami Darsono dan ibunda kami Ita Salmi (alm), dan kami yakin dengan apa yang telah kami lakukan hari ini Ibunda kami Ita Salmi (alm) sangat bahagia dengan berdirinya tugu nelayan Pulau Halang yang sebentar lagi di resmikan langsung oleh bapak jendral Eko Budi Sampurno, ” kata Suyanto.
Lebih lanjut disampaikan, Setelah diresmikan tugu nelayan itu kemudian diserahkan kepada seluruh masyarakat Pulau Halang untuk dimanfaatkan terutama bagi UKM-UKM yang ingin berjualan dengan catatan agar selalu menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan tugu nelayan.
“Alhamdulillah sampai saat ini dan untuk kedepannya kami sekeluarga tetap kompak bergotong royong untuk memajukan kampung kita sendiri walaupun kita semua sudah merantau diluar daerah, namun kita masih tetap ingat dengan kampung halaman kita. Dimana bumi dipijak disitu langit kita junjung. Jadi kita tidak akan melupakan kampung asal kita. Kita akan terus berbuat untuk kampung kita sendiri,”ungkapnya.
Suyanto mengingatkan bagaimana kondisi pulau halang dulunya. Kala itu di Pulau Halang tidak ada listrik, penerangan hanya menggunakan lampu Patromak.
“Kami dulu belajar dalam gelap tidak ada PLN dan Telkom. Kondisi tersebut menyebabkan hubungan luar kota sangat terbatas. Daerah yang terdekat dari Pulau Halang adalah Bagansiapiapi dengan menggunakan kapal, 1,5 jam perjalanan. Sekarang sudah mudah dengan menggunakan speedboat dari Pulau Halang ke Bagansiapiapi itu hanya memakan waktu hanya 20 menit sudah sampai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, ” Sebut Suyanto.
Di kesempatan yang sama, Harnoto, A,Md., Kom putra keempat bapak Darsono juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh para undangan yang hadir dalam peresmian tugu nelayan pulau halang.
“Kita ucapkan selamat datang kepada bapak kepala SPN Polda Riau Bapak Heri, juga selamat kepada bapak Haji Purwadi tokoh masyarakat perikanan dari Jawa Tengah, pusat perikanan nasional yang sudah datang dari jauh-jauh ke pulau halang dan sudah membantu membawa patung tugu nelayan hingga empat hari perjalanan baru sampai jauh kesini. Begitu juga ucapan selamat datang kepada Bapak Andy Chandra tokoh masyarakat Bagansiapiapi di jakarta, Bapak H. Suryanto Ketua IKM-Rohil Jakarta, Bapak Rendy Gunawan Ketua Yayasan Multi Marga, Ketua Wihara dari Pulau halang maupun dari Bagan si Api Api dan semua undangan yang hadir yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, “ucap Harnoto.
Harnoto menceritakan tentang orang tuanya yang begitu mengutamakan pendidikan anak-anaknya.
“Sedikit saya bercerita tentang Papa Mama saya yang begitu mengutamakan pendidikan dan bapak saya punya mimpi agar anak-anaknya harus jadi sarjana, bagaimana caranya bagaimana kita bisa juara 1, kenapa juara 1 katanya tidak perlu bayar uang sekolah, juara 2, biaya sekolahnya 50 persen, juara 3 biayanya 25 persen. Jadi keluarga kita terutama abang-abang saya yang nomor satu bapak Suyanto SE, MM, nomor dua bapak Gunawan MBA dan adik- adiknya banyak yang juara, “sebut Harnoto.
Putra keempat dari bapak Darsono itu selalu mengingat motivasi dari Sang bapak Darsono pejuang pendidikan asal dari pulau halang itu.
“Dan satu lagi, bapak saya ini selalu berbicara orang harus punya impian dan bercita cita, memang orang tidak akan bersungguh-sungguh kalau tidak bercita-cita. Nah kita ini harus ada cita-cita khususnya untuk adik-adik dan anak-anak di sini di pulau halang ini yang masih perlu banyak perjuangan kedepannya, Papa saya luar biasa bagi kami, Begitu juga dengan Mama saya, mama saya begitu luar biasa sekali, semua petunjuk ini dari mama saya. Kebetulan saya wakilin mama saya untuk sembayang di wihara Sam Cun Tua di pulau halang, dari Sam Cun Tua, di sepanjang jalan ini gelap semua sampai di depan rumah kita ini pun gelap semua dan dikasih petunjuk agar lapangan rumah kita ini dibangun kembali karena bernilai sejarah. Saya yakin itu karena ada petunjuk dari mama saya, ” Jelas Harnoto.
“Saya ketahui dari seorang Ustad bahwa seorang Ibu yang mempunyai anak lebih dari 10, Ibu itu adalah keramat, Ibu saya itu punya 11 anak, saya jg yakin Ibu saya keramat. Saya disuruh cuci kakinya dan kita bersihin sebelum mama kami meninggal. Saya merasakan mama kami luar biasa sekali.
“Kita rencanakan peresmian tugu nelayan ini diresmikan pada bulan Maret karena abang saya sibuk sekali di perusahaan Sinarmas grup akhirnya rencana peresmian lanjut lagi habis lebaran, lanjut lagi 3 hari lebaran ternyata 3 hari lebaran belum punya hari akhirnya cici saya ibu Tani bilang tanggal 21 April hari baik sekali. Saya tiba-tiba teringat ada petunjuk dalam hati saya merasakan cocok sekali, ternyata mama saya luar biasa, berpendidikan hanya SD kelas 1 tapi petunjuknya luar biasa dan saya yakin beliau maunya 21 April hari Kartini ini mungkin mau ada emansipasi dan kesetaraan dalam pendidikan khususnya untuk wanita di Indonesia.
“Saya sudah melaporkan kegiatan Bapak Wapres dan beliau sangat senang dengan kedatangan kita. Saya melaporkan bahwa sejak 5 tahun kemarin 2019 di Indonesia sudah ada pemegang Rekor Muri keluarga dengan putra putri bergelar sarjana terbanyak .
Dalam sambutannya, Wakalemdiklat Polri, Irjel Pol. Dr. Eko Budi Sampurno, M.Si menyampaikan apresiasi kepada bapak Darsono yang menginginkan putra putrinya menjadi sarjana semua.
“Hal yang membuat bangga kami adalah di pulau yang jauh dari kota besar bisa melahirkan sarjana-sarjana yang hebat yang ada di indonesia saat ini, mari kita berikan ucapan selamat kepada bapak Darsono semoga beliau diagungkan, diberikan kesehatan dan di bahagiakan di dunia.
“Saya ingin mengingatkan bahwa di lembaga pendidikan kami polri selalu mengingatkan bahwa setiap manusia yang didik hanya dengn ilmu dan keterampilan tanpa dibekali dengan modal dengan agama sama juga menciptakan monster-monster di masa yang akan datang. Artinya bapak Darsono ini sudah memberikan suri tauladan moral dan agama bagi putra dan putrinya, luar biasa, kami bangga dengan beliau sudah memberikan pendidikan dan berhasil menciptakan sarjana-sarjana melalui pulau halang ini sarjana -sarjana yang bermoral dan berakhlak mulia, ” ujar Irjen Dr. Eko Budi Sampurno.
Irjen Eko Budi Sampurno juga berpesan kepada anak-anak yang ada di pulau halang jangan merasa khawatir setiap kesempatan setiap arahan, setiap keinginan pasti ada jalannya. Kami punya moto di lembaga pendidikan, motonya sederhana, “Tidak Mudah Bukan Berarti Tidak Bisa, Bisa, Harus Bisa, Pasti Bisa”.
“Contoh yang diberikan oleh bapak Darsono beserta ibu saya berharap banyak orang-orang tua dari pulau halang ini nenginginkan anak-anak nya juga sukses seperti beliau. Pulau halang boleh jauh, pulang halang juga harus dikenal, pulau halang harus dikenal nasional dan harus dikenal dunia.
Tokoh masyarakat Rohil di Jakarta. Andy Chandra, SH.,MH menyampaikan bahwa peresmian tugu nelayan pulau halang merupakan momentum yang sangat luar biasa.
” Pagi hari ini bukan hanya sekedar tugu nelayan, perlu untuk kita ketahui isi dari tugu itu yaitu prestasi pendidikan menuju Indonesia terbaik. Artinya melalui bapak Darsono beliau mampu melahirkan putra putri bangsa yang terbaik yang berada di pulau halang yang diwakilkan oleh 11 putra putri yang bergelar sarjana. Saya yakin momen patung tugu nelayan ini akan menjadi panutan dan sprit dan semangat bagi masyarakat di pulau halang dan sekitarnya sehingga kedepannya kembali melahirkan putra putri bangsa yang terbaik, ” harapnya.
“Tugu nelayan ini merupakan investasi pendidikan dari bapak Darsono dan Istrinya. Orang tua itu seperti air yang mengalir dari atas kebawah dan membawa kebaikan, membawa harapan yang baik untuk putra putrinya. Dengan adanya tugu nelayan ini kedepan banyak orang tua yang ikut dan belajar bagaimana melahirkan putra dan putri bangsa yang terbaik yang ada di kabupaten Rokan Hilir ini, ” Pungkasnya.(tamrin)